Proyeksi Nilai Tukar Rupiah: Tetap di Rp 16.000 per Dolar AS Hingga Akhir 2024

loola-games – Nilai tukar rupiah diproyeksikan akan melemah dan bertahan di sekitar Rp 16.000 per dolar AS hingga akhir tahun ini. Proyeksi ini sejalan dengan kebijakan yang diambil oleh Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, yang diperkirakan akan memperkuat dolar AS dan memberikan tekanan pada mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, rupiah diperkirakan akan melemah ke level Rp 16.100 hingga Rp 16.300 per dolar AS pada akhir tahun ini. Pelemahan ini disebabkan oleh kebijakan Trump yang membuat dolar AS semakin kuat, sehingga pelaku pasar keuangan cenderung beralih ke dolar AS sebagai safe haven.

Selain itu, permintaan impor bahan baku dan barang jadi untuk kebutuhan konsumsi musiman juga turut mendorong pelemahan kurs rupiah. Bhima mengingatkan bahwa pelemahan rupiah ini bisa membuat belanja pemerintah, terutama subsidi energi, membengkak. Setiap pelemahan Rp 100 per dolar AS akan menambah belanja negara lebih dari dua kali lipat, yaitu Rp 10,2 triliun, yang berpotensi meningkatkan defisit anggaran.

Analis mata uang dan komoditas, Lukman Leongarga medusa88, juga memprediksi bahwa rupiah akan terus tertekan terhadap dolar AS. Faktor-faktor seperti kekhawatiran seputar konflik di Timur Tengah dan data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan turut mempengaruhi tren pelemahan ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa terpilihnya kembali Trump sebagai Presiden AS memberikan sentimen yang cukup kuat terhadap nilai tukar rupiah. Dolar AS menguat secara signifikan setelah kemenangan Trump, yang pada gilirannya memberikan tekanan pada rupiah. Sri Mulyani memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak di level Rp 16.000 hingga Rp 16.200 per dolar AS pada semester II 2024.

Selain itu, kebijakan proteksionis Trump yang berfokus pada sektor energi tradisional seperti minyak dan gas juga diperkirakan akan menyebabkan penurunan harga minyak global, yang dapat menguntungkan Indonesia. Namun, potensi keuntungan ini bisa diredam oleh kemungkinan revisi sanksi terhadap produsen utama Iran.

Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi, rupiah diperkirakan akan tetap berada di sekitar Rp 16.000 per dolar AS hingga akhir tahun ini. Pelaku pasar dan pemerintah perlu waspada terhadap dampak dari kebijakan Trump yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi dan nilai tukar rupiah.